Klasifikasi sistim nilai tukar:
- Tetap (fixed)
- Mengambang bebas (freely floating)
- Mengambang terkendali (managed float)
- Terpatok (pegged)
Sistim Nilai Tukar Tetap (Fixed
Exchange Rate System)
Sistim
nilai tukar tetap adalah sistim moneter (nilai tukar) yang dibuat konstan atau
dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar
bergerak/berubah terlalu tajam, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mempertahankan
dalam batas-batas yang dikehendaki.
Perjanjian
Bretton Woods (Bretton Woods Agreement) tahun 1994 di New Hampshire, AS
telah menetapkan kurs tetap dimana tiap valuta dinilai berbasis emas dan semua
valuta relatif sama satu sama lainnya.
Contoh dolar AS
dinilaisebsar ons emas.
35
Pemerintah akan melakukan
intervensi dalam pasar valas agar nilai tukar tidak bergerak lebih dari 1% di
atas atau di bawah nilai tukan yang telah ditentukan. Perjanjianini
berlakukusampai dengan tahun1971.
Ternyata selama diberlakukannya
perjanjian Bretton Woods ini AS mengalami defisit neraca perdagangan yang
mengidikasikan nilai dolar terlalu tinggi dan pemakaian dolar untuk membeli
barang-barang luar negeri melampaui permintaan dolar oleh negara-negara lain
untuk membeli barang yang berdenominasi dolar. Akhirnya pada tahun 1971 mulai
kelihatan bahwa nilai sejumlah valuta harus disesuaikan dalam rangka
menciptakan arus pembayaran antarnegara yanglebih beimbang.
Kondisi ini telah menunculkan
perjanjian Smithsonian (Smithsonian Agreement) pada bulan Desember 1971,
dalamklausulnya:
- Meminta devaluasidolarAS sebesar 8% terhadapvaluta-valutalain.
- Batas-batas fluktuasi valuta diperluas menjadi ± 2,25% dari kurs yang sebelumnya disetujui bersama.
Akan
tetapi, kondisi ketidakseimbangan neraca pembayaran terus belanjut dan pada
Februari 1973 dolar AS didevaluasi kembali. Akhirnya sejak Maret 1973, sebagian
besar pemerintah negara tidak lagi mempertahankan nilai valuta mereka
masing-masing dalam batas-batas yang disepakati dalam perjanjian Smithsonian.
Sistim Nilai Tukar Mengambang Bebas
(Freely Floating Exchange Rate)
Sistim
nilai tukar mengambang bebas adalah sistim moneter dimana nilai tukar dibiarkan
bergerak mengikuti kekuatan-kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
Keunggulan:
- Apresiasi dandepresiasi suatu valuta ditentukan oleh permintaan atas barang-barang di pasar global.
- Bank sentral tidak diwajibkan untuk mempertahankan nilai tukar alam batas-batastertentu.
Para investor akan mengiventasikan
dananya di negara-negara yang memiliki suku bunga paling tinggi.
Kelemahan:
- Pada negara-negara yang sedang bermasalah (mis: meningkatnya pengangguran), penerapan sistim nilai tukar mengambang bebas akan memperparah keadaan dimana mata uang negara yang bersangkutan akan terusmengalami apresiasi karenapermintaan barang-barangimpor menurun.
Sistim Nilai Tukar Mengambang
Terkendali (Managed Float)
Sistim nilai tukar mengambang
terkendali adalah sistim nilai tukar dimana nilai tukar dibiarkan berfluktuasi
tanpa batas-batas yang ekplisit, tetapi bank sentral atau pemerintah dapat atau
kadang-kadang melakukan intervensi untuk mencegah valutamereka
berfluktuasiterlalutajamke satuarah.
Sistim Nilai Tukar Terpatok (Pegged
Exchange Rate)
Sistim nilai tukar terpatok adalah
suatu sistim nilai tukar dimana valuta suatu negara dipatokkan atau dikaitkan
ke suatu valuta lain atau ke suatu unit perhitungan. Walaupun nilai valuta
lokal tetap dalam hubungannya dengan valuta asing (atau unit perhitungan) yang
menjadi patokkan, tetapi valuta tersebut bergerak mengkuti valutatersebut
relatif terhadap valuta-valuta lainnya.
Salah sistim nilai tukar terpatok
yang paling terkenal adalah sistim yang dibentuk oleh Masyarakat Ekonomi Eropah
(MEE) pada bulan April 1972. Kemudian pada bulan Mei 1979 pembentukan sistim
EMS (Europe Monetery System) dan dikaitkan ke ECU (European
Currency Unit) yang merupakan unit perhitunganvaluta.
Metode pengaitan valuta Eropa ke ECU
dikenal dengan Mekanisme Nilai Tukar (exchange rate mechanism-ERM). Tiap
valuta mendapatkan nilai tukar pusat (central exchange rate -CER). Dari
nilai tukar pusat ii, kurs pusat antar dua negara manapun dapat ditentukan.
Contoh:
Asumsikan kurs
pusat dari franc Perancis dan mark Jerman berbasis ECU masing-masing 6,9 dan
2,06. Dengan informasi ini kita dapat menentukan bahwa kurs pusat antaramark
Jerman (DM) dengan franc Perancis (FF) adalah:
Kurs pusat dari
FF per unit DM
=
= 3,35
Sebaliknya kurs
pusat dari DM per unit FF dapat ditentukan dengan membalikan rasio diatas,yaitu
0,298
Dampak
dari fluktuasi valuta lain atas negara-negara yang valutanya dipatok adalah
apabila suatu valuta negara yang tidak dipatok mengalami depresiasi (atau
apresiasi) terhadap valuta negara lain, maka valuta negara tersebut akan
mengalami depresiasi (atauapresiasi) terhadapvalutanegara yangdipatok.
Ilustrasi:
Negara A valutanya berfluktuasi terhadap
dolar AS Negara B valutanya dipatok terhadap dolar AS, Jika kurs negara A
terhadap dolar AS adalah $0,5 dan kurs negara B terhadap dolar adalah $1,2 maka
kurs silang negara A terhadap negara B adalah 2,4 unit ($1,2/$0,5).
Jika
valuta negara A mengalami depresiasi terhadap dolar AS misalnya menjadi $0,4
maka kurs valuta negara A terhadap negara B akan mengalami depresiasi pula
menjadi 3unit perunit valutaB ($1,2/$0,4).
2. Krisis Mekanisme Nilai Tukar
Mekanisme
nilai tukar (ERM) mengalami beberapa masalah pada musim gugur tahun 1992,
karena kondisi ekonomi dan sasaran ekonomi yang bervariasi antarnegara Eropa.
Kebijakan ekonomi suatu negara di negara eropa yang menganut sistim ERM akan
berdampak pada negara lain di eropa yang sama-sama menganut sistim tersebut.
Contoh:
Pada
saat Pemerintah Jerman menerapkan suku bunga simpanan tinggi, maka yang terjadi
adalah aliran dana dari negara eropa lainnya mengalir deras ke negara Jerman
karena investor ingin mendapatkan keuntungan dari menanamkan dananya di Jerman
tanpa kekuatiran dampak nilai tukar. Kebijakan Pemerintah Jerman akan memicu
negara lain di Eropa (yang menganut sistim ERM) akan menaikan suku bunga
simpanannya. Namun tidak demikian bagi Inggris dan Italia dimana kedua negara
ini sedang memperbaiki pertumbuhan ekonomi sehingga kebijakan menaikan suku
bunga pinjaman tidak dapat dilakukan. Untuk mengatisipasi pelarian modal ke
luar negeri maka kedua negarauntuk sementara keluardari sistim ERM.
3. Intervensi Pemerintah
Alasan-alasan Intervensi:
- Mengurangi fluktuasinilai tukar
- Membentuk batas-batasimplisit nilaitukar
- Bereaksiterhadap gangguan-gangguantemporer
Intervensi Langsung
Intervensi
langsung adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral
suatu negara untuk membeli mata uang negara yang bersangkutandi pasar
valasdengan cadanganvalutaasing yangdimilikinya.
Intervensi Non Steril
Intervensi non steril adalah
intervensi pada pasar valas tanpa menyesuaikan jumlah uangyangberedar.
Intervensi Steril
Intervesi steril adalah intervensi
dala pasar valas yang diikuti dengan langkah lanjutan untuk mempertahankan
jumlah uang beredar.
Intervensi Tidak Langsung
Intervensi
tidak langsung adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau bank
sentral suatu negara mempengaruhi nilai tukarnya dengan cara mempengaruhi
faktor-faktor yang menentukan nilai dolar itu sendiri, seperti menaikan
ataumenurunkan suku bunga simpanan dan pinjamandalam negeri.
4. Zona Target Nilai Tukar
Zona target nilai tukar adalah
batas-batas implisit yang dibentuk oleh bank sentral atau pemerintah suatu
negera. Dalam zona target dibentuk kurs pusar (central rate) yang memiliki
batas-batas tertentu (mirip dengan EMS).
Contoh:
Nilai
tukar mark – dolar bisa saja memiliki kurs pusat $0,5 per unit mark dengan
lebar band ± 6% sehingga menghasilkan batas atas $0,53 dan batas bawah
$0,47.
5. Intervensi Sebagai Suatu Perangkat
Kebijakan
Intervensi
terhadap nilai tukar pada dasarnya merupakan suatu perangkat kebijakan, sama
seperti undang-undang pajak dan jumlah uang beredar, yang bisa digunakan
pemerintah untuk meraih tujuan-tujuan ekonomi suatu negara.
Dampak valuta lokal yang lemah atas
perekonomian:
- Mendorong permintaan luar negeri atas produk domestik (ekpor meningkat)
- Menciptakan lapangan kerja (mengurangi pengangguran)
- Meningkatkan inflasi (harga barang domestik cenderung naik)
Dampak valuta lokal yang kuat atas
perekonomian:
·
Mendorong permintaan
dalam negeri atas produk luar negeri (impor meningkat)
·
Hilangnya lapangan
kerja (PHK sering terjadi - meningkatkan pengangguran)
·
Menurunkan inflasi
(harga barang domestik cenderung turun)
Kesimpulan
·
Sistem nilai tukar
dapat diklasifikasikan menjadi nilai tukar tetao, sistem nilai tukar mengambang
bebas, sistem nilai tukar mengambang terkendali, sistem nilai tukar terpatok,
dalam sistem nilai tukar tetap, nilai tukar konstan atau dibiayarkan berfluktuasi
dalam batasan-batasan yang sangt sempit. Dalam sistem mengambang bebas, nilai
tukar ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar tanpa intervensi pemerintah.
Dalam sistem mengambang terkendali, nilai tukar di biyarkan berfluktuasi bebas
tanpa batasan-batasan eksplisit, tetapi bank setral mempunyai kebijakan
intervensi disini. Sistem nilai tukar terpatok, niali suatu valuta di patokan
ke valuta lain atau ke suatu unit perhitungan dan bergerak bersama-sama valuta
tersebut dengan valuta-valuta lain.
·
Pemerinyah dapat
menggunakan intervensi langsung dengan membeli dan menjual valuta dalam pasar
valas, sehingga memperngaruhi kondisi permintaan dan penawaran. Dan selanjutnya
mempengaruhi nilai ekuilibriumdari valuta. Pada saat pemerintah membeli suatu
valuta dalam pasar valas, pembelian tersebut menciptakan tekanan kenaikan atas
nilai ekuilibrium valuta yang dimaksud, sebaliknya ketika pemerintah menjual
suatu valuta dalam pasar valas, penjual tersebut menciptakan tekanan penurunan
atas nilai ekuilibrium valuta tersebut.
·
pemerintah dapat
menggunakan intervensi tidak langsung, dengan mempengaruhi faktor-faktor
ekonomi yang mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium.
·
Ketika intervensi
pemerintah digunakan untuk melemahkan dolar AS, dolar yang lemah akan
merangsang prekonomian dengan mengurangi permintaan inpor dan meningkatkan
permintaan luar negri atas produk-produk AS. Jdi dolar yang lemah cendrung
mengurangi pengangguran tetapi bisa menikan inflasi.
Daftar Pustaka
Jeff Madura, International Financial Management, 4th
, Prantice Hall
Pengaruh Pemerintah Atas Nilai Tukar
Di
S
U
S
U
N
Oleh GROUP 12
ADE
RIANDAR PUTRA
SATRIA
CANIAGO
AMRIL
KATALIS
Fakultas
ekonomi
Universitas
syiah kuala
Banda
Aceh, 2014
Pendahuluan
Periode krisis dan
periode stabilitas silih berganti mewarnai perekonomian. Berbagai negara di
dunia telah mencoba berbagai macam sistem moneter Internasional yang berlainan.
Di abad dua puluh dimulai dengan sistem dengan sistem nilai tukar yang
berdasarkan standar emas. Meskipun sistem ini mengalami krisis periodik semasa
tahun-tahunan sesudah perang dunia 1, namun sistem ini kemudian berakhihr
dengan adanya perang dunia 2, ketika banyak pemerintah beralih dari sistem nilai
tukar emas dengan menganut sistem nilai tukar lainnya. Dalam sistem nilai tukar
ada kalanya pemerintah mengintervensi atau ikut campur tangan dalam kegiatan
sistem niali tukar di sebuah negara. Dengan adanya intervensi dari pemerintah
terhadap sistem nilai tukar di suatu negara dapat berdampak baik terhadap
ekonomi di negara tersebut atau sebaliknya. Maka pada bab ini akan di
jelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh intervensi pemerintah terhadap
sistem nilai tukar.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar